Saturday, June 13, 2009

Jangan Gadaikan Senayan

Terkejut sekali melihat pemberitaan di Metro TV pada hari Jumat siang (12/6/09) pukul 13.30 yang mengabarkan bahwa kawasan Gelora Bung Karno, Senayan akan dijadikan jaminan atau agunan bagi penerbitan surat hutang syariah negara (SUKUK). Uang hasil penjualan SUKUK ini menurut rencana akan digunakan untuk menambal defisit APBN yang kian hari kian mengkhawatirkan. Apabila hal ini benar terjadi maka peristiwa tersebut merupakan tamparan keras bagi dunia olahraga Indonesia pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Seperti kita semua ketahui bahwa GBK sudah menjadi landmark bagi kota Jakarta bahkan Indonesia karena menjadi kawasan olahraga bertaraf internasional satu-satunya hingga saat ini. GBK didirikan oleh Presiden Soekarno dalam rangka Asian Games 1962, selain itu Bung Karno juga menginginkan sebuah bangunan yang nantinya akan menjadi kebanggaan nasional bagi bangsa dan negara. GBK dibangun dari APBN yang merupakan uang rakyat Indonesia, selain itu ribuan penduduk asli Senayan rela digusur demi menyukseskan proyek pembangunannya. Berbagai peristiwa penting baik olahraga maupun bidang yang lain telah berhasil ditorehkan ditempat tersebut. Maka tidaklah mengherankan bahwa GBK menjadi sebuah tempat yang sarat nilai-nilai historis bagi bangsa dan negara.
Dari sisi lain memang banyak berita negatif seputar kawasan GBK mulai dari kesimpangsiuran pengelolaan, adanya indikasi kasus korupsi hingga proses pengalihan lahan menjadi area bisnis. Kawasan GBK memang terletak dijantung kota Jakarta dan merupakan kawasan yang sangat menguntungkan dari segi bisnis sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya disana.
Hal ini pula yang nampaknya disadari oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan dalam menilai aset GBK. Seperti pemberitaan Metro TV tersebut, pemerintah nampaknya saat ini tengah kebingungan untuk mencari aset penjaminan yang punya nilai setara bagi penerbitan SUKUK. Hanya sedikit aset pemerintah saat ini yang mempunyai nilai cukup ideal dan salah satu aset tersebut adalah kawasan GBK. Oleh sebab itu pemerintah melalui Depkeu menjadikan GBK sebagai salah satu opsi untuk dijadikan agunan bagi investor dari Timur Tengah.
Yang menjadi masalah adalah apabila pemerintah tiba-tiba dinyatakan bangkrut dan tidak mampu membayar hutangnya seperti tahun 1997-1998 bukan tidak mungkin sang investor akan mengambil alih aset GBK yang telah dijaminkan sebelumnya. Tidaklah mustahil para investor tersebut akan mengubah fungsi area GBK karena nilai ekonominya yang sangat menggiurkan. Jangan terkejut jika nantinya area GBK akan menjadi hutan beton penuh dengan hotel, mall dan plasa, apartemen, dan gedung perkantoran. Tidak akan ada lagi kompleks olahraga yang bisa dibanggakan bagi rakyat Indonesia. Untuk mencegah mimpi buruk ini terjadi hendaknya pemerintah lebih hati-hati dalam memilih aset yang akan dijadikan agunan dan tidak menjadikan kawasan yang sangat vital dan penuh nilai historis seperti GBK hanya demi menutupi defisit APBN semata. APBN memang penting bagi sebuah perekonomian negara namun lebih penting lagi untuk menjaga kedaulatan dan harga diri bangsa.

1 comment: